Lurik atau lorek dikenal sebagai kain dengan motif bergaris-garis kecil yang secara tradisional di Jawa kerap sebagai bahan dasar untuk membuat baju surjan.
Erviena Abubakar  , mengubah  bahan kain lurik semacam itu dia sulap menjadi aneka model pakaian perempuan yang unik dan kekinian.
Belum genap setahun ini, dengan mengusung label Serat by Sekarwana Artika , seorang ibu dari satu orang putri yang menetap di Yogya , , menyeriusi bisnis fesyen berbahan kain lurik.
Sebelum terjun berwirausaha, perempuan lulusan S1 Manajemen Informatika Universitas Gunadarma sempat 10 tahun bekerja bidang Food & Beverage di Amerika Serikat, dan delapan tahun di bidang pendidikan Sekolah HighScope.
"Saya resign rencananya mau melanjutkan sekolah. Awalnya untuk mengisi waktu karena memang saya suka menjahit dan mendesign pakaian saya sendiri, saya terpikir ingin punya usaha sendiri saja dulu. Saya mulai melirik untuk membuat baju wanita, khususnya (model) bolero dan outer " kata Dian kepada Warta Kota beberapa waktu lalu.
Dian mengatakan, ia memilih kain lurik yang mungkin orang bilang itu bahan kampungan atau ndeso. Tetapi, ia kreasikan dengan model yang kekinian juga dengan motif dan warna yang beragam dengan kombinasi batik dan lurik itu sendiri .
"Kalau ditanya istimewanya? Produk saya sangat istimewa karena saat saya berada di Yogyakarta, hanya tukang andong yang memakai lurik, tetapi saat saya buat secantik mungkin orang sudah tidak pernah berpikir lurik itu bahan ndeso. Karena bisa dipakai segala momen bisa, santai, atau resmi," kata Dian.
Saat merintis usahanya ini, Dian mengaku mengeluarkan modal Rp 1 juta. Ia membeli bahan kain lurik beberapa warna dari Yogyakarta dan Solo.
"Awalnya saya hanya posting di FB (Facebook) memperlihatkan betapa bangganya saya memakai lurik buatan sendiri. Tetapi malah komen yang didapat dan mulai pesanan berdatangan, dan mulai saya pun membuat IG (Instagram) dengan nama Lurikoe," kata Dian.
Saat ini Dian menghargai produk kreasinya kisaran Rp 250.000-Rp 400.000. "Untuk sekarang jualannya memang masih daring. Insya Allah kedepannya (buat butik). Tetapi sekarang ini orang-orang lebih suka belanja daring," kata Dian yang dalam sebulan omzet usahanya kisaran Rp 8 jutaan-Rp 10 jutaan.
"Belum banyak (omzet) Karena saya masih mengerjakan sendiri, satu hari saya bisa buat satu outer. Karena belum dapat penjahit yang sesuai dengan standard saya," kata ibu tiga anak itu.